Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta cepat bangkit dan pulih kehidupannya pascabencana gempa bumi yang melanda daerah itu pada 2006, kata utusan Bank Dunia Syamymahan.
"Hal itu terjadi karena penanganan bencana gempa bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melibatkan berbagai pihak," katanya di Yogyakarta, Rabu.
Selain itu, menurut dia didampingi Koordinator Jogja Reconstruction Fund (JRF) Safrijal Sofyan saat bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, masyarakat DIY termasuk pekerja keras dan mudah diarahkan dalam penanganan gempa.
"Kondisi itu menyebabkan masyarakat termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terkena bencana cepat bangkit dalam waktu yang relatif cepat," katanya.
Safrijal mengatakan, tujuan bertemu dengan Sultan itu untuk mohon pamit karena berakhirnya kegiatan penanganan korban bencana baik gempa bumi 2006 maupun erupsi Gunung Merapi 2010.
"Selain itu juga melaporkan kegiatan yang telah dilakukan dan berbagai hal dari pengalaman yang diperoleh di lapangan selama melaksanakan kegiatan penanganan korban bencana," katanya.
Sultan mengatakan, kecepatan dan keberhasilan penanganan korban gempa di DIY merupakan pengalaman yang berharga, sehingga nanti dapat diterapkan atau diimplementasikan dalam penanganan gempa di negara-negara lain agar bermanfaat bagi masyarakat.
Kecepatan dan keberhasilan membangun kembali korban gempa di DIY bersama JRF itu, menurut dia, ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya keseriusan, kebersamaan, dan kedisiplinan baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat yang menjadi korban.
"Tanpa faktor tersebut mustahil penanganan bencana di DIY akan berhasil," katanya.