GUNUNGKIDUL—Persoalan kekeringan yang rutin melanda Gunungkidul setiap tahunnya kini dikategorikan sebagai bencana.
Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan sekarang kekeringan telah dilihat lebih tepat. “Kekeringan sekarang dianggap bagian dari bencana,” kata Immawan kepada Harian Jogja, belum lama ini.
Pernyataan itu dikeluarkannya berkaitan dengan status siaga darurat kekeringan yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi DIY. Gubernur DIY menandatangani SK Darurat Siaga Kekeringan.
Menurutnya, persoalan kekeringan di Gunungkidul tidak hanya perlu diatasi dengan penyaluran (dropping) air, namun juga pengangkatan air. Immawan mengatakan kebijakan itu sudah sangat bagus karena bagian dari penanggulangan bencana.
“Itu aspiratif untuk kepentingan masyarakat,” katanya.
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No.6/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Gunungkidul tahun 2010-2030, Gunungkidul memiliki 12 kawasan yang berpotensi mengalami kekeringan. Sebagian besar kawasan itu terletak di Selatan Gunungkidul.
Kawasan itu antaran lain Kecamatan Purwosari, Panggang, Paliyan, Saptosari, Tepus, Tanjungsari, Girisubo, Rongkop, Semanu dan sebagian Kecamatan Wonosari, Patuk dan Gedangsari.
Berdasarkan amatan Harian Jogja, tidak sedikit warga di sejumlah daerah yang tidak mendapatkan jatah bantuan air itu. Mereka terpaksa membeli air dari pihak swasta atau mengharapkan bantuan dari pihak lain.
Salah satu warga yang mengalami kesulitan air bersih adalah Sutarman dari Dusun Kamal, Desa Wunung, Kecamatan Wonosari. Dia sampai menjual kambing untuk membeli air. Tahun lalu dia jual ayam.
“Kambing itu saya jual Rp350.000,” kata Sutarman kepada Harian Jogja.
Penjualan itu berlangsung tiga bulan lalu saat kebutuhan air telah mendesak. Dia lalu memesan dan membeli air dari mobil tangki berkapasitas 5.000 liter seharga Rp60.000.
“Sampai hari ini saya sudah beli dua tangki air,” katanya.
Air itu digunakannya untuk aktivitas mandi, masak dan mencuci. Sumber-sumber air di sekitarnya telah mengering. Solusi yang bisa dia lakukan adalah membeli air.(harianjogja.com)