YOGYA – Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menanggapi bahwa konten video "Ora Masalah Har!" Yang beredar di You Tube sejak 5 Oktober 2012 ini harus diluruskan. Menurutnya, ada kesalahpahaman beberapa pihak dalam mengartikan Surat Edaran Nomor 645 /57/SE/2012 mengenai Parkir di Kompleks Balai Kota Yogyakarta menjadi pelarangan Segosegawe.
“Saya cukup terganggu dengan persepsi di video 'Ora Masalah Har!' Memang kreatif, tapi kontennya kurang tepat. Saya tidak pernah menyinggung soal pelarangan program Segosegawe (Sepeda Kanggo Sekolah Lan Nyambut Gawe) setiap hari Jumat di Balai Kota Yogyakarta, bahkan saya dulu juga penggagas Segosegawe,” katanya, Senin (15/10/2012).
Menurut Haryadi, Surat Edaran Nomor 645 /57/SE/2012 dibuat lantaran belakangan ini justru terjadi dampak negatif atas program car free day di balai kota setiap Jumat, berupa penumpukan parkir di jalanan depan balai kota.
“Minat para pegawai Pemkot Yogyakarta untuk bersepeda setiap Jumat mulai berkurang, dan memilih menggunakan sepeda motor kembali menyebabkan penumpukan parkir,” terangnya.
Penumpukan parkir ini dinilai cukup mengganggu lalu lintas di perlintasan jalan sekitar Balai Kota Yogyakarta. Selain itu, masyarakat yang sebelumnya bisa memarkirkan kendaraannya gratis di balai kota, kini terpaksa harus membayar ongkos parkir setiap membutuhkan pelayanan di Balaikota. Sehingga justru menghambat akses masyarakat ke Balaikota sebagai pusat pelayanan masyarakat.
Karenanya, muncul Surat Edaran Nomor 645 /57/SE/2012 yang menyebutkan bahwa pertanggal 7 September 2012, pada hari Jumat, semua kendaraan pegawai dan tamu roda empat maupun roda dua diijinkan masuk ke lingkungan kompleks Balaikota Yogyakarta. “Saya tidak melarang Segosegawe,” ulangnya.
Haryadi menambahkan, masyarakat perlu memahami konsep Segosegawe yang sebenarnya. Sesuai namanya, program Segosegawe ini berdasar pada konsep bike to work dan bike to school. “Ini berbeda dengan fun bike yang digelar di luar jam kerja ataupun jam sekolah,” ucap Haryadi.
Ditegaskannya, bahwa ia tetap mendukung program Segosegawe namun dengan realisasi yang berbeda. Ketimbang memaksakan pelaksanaan car free day di area perkantoran pemerintah, Haryadi lebih memilih untuk menciptakan jalur-jalur alternatif bagi pesepeda di Yogyakarta.
Berdasarkan pengamatannya selama ini, jalanan di Yogyakarta masih kurang mendukung bagi para pesepeda, mulai dari kerusakan di beberapa ruas jalan alternatif ataupun kondisi pesepeda yang harus berbagi jalur di jalan raya.
”Kalau jalannya jelek siapa yang mau bersepeda? Apalagi kalau harus bersepeda di jalan besar kan berbahaya,” ucap Haryadi.
Selain itu, sebagai bukti bahwa ia tidak melarang Segosegawe, Haryadi kini tengah menyiapkan area parkir sepeda di seputaran air mancur Balaikota. Area tersebut akan dilengkapi dengan tempat khusus parker sepeda berupa palang-palang besi sehingga warga bisa memarkirkan sepedanya dengan aman. (jogja.tribunnews.com)