Jogja (Antara Jogja)-Laju inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Maret 2013 diperkirakan menurun dibandingkan dengan inflasi bulan Februari dan Januari, kata Ketua Tim Teknis Pengendali Inflasi provinsi ini, Djoko Raharto.
"Saya masih yakin inflasi pada bulan ini lebih rendah dibandingkan inflasi pada Januari yang mencapai 0,96 persen dan pada Februari sebesar 0,93 persen. Ini antara lain didukung dengan mulai menurunnya beberapa kebutuhan pokok pada bulan ini termasuk bawang putih,"katanya di Yogyakarta, Minggu.
Djoko mengaku optimistis karena meskipun beberapa harga kebutuhan bahan pokok ada yang masih bertahan tinggi, namun beberapa kebutuhan bahan pokok yang lain sudah mengalami penurunan secara berangsur, antara lain bawang putih yang semula sempat mencapai Rp70.000 per kilo gram (kg) saat ini mampu mencapai Rp50.000 hingga Rp45.000 per kg.
"Memang untuk bawang putih kita tetap bergantung pada impor, namun untuk bulan ini pasokan di pasaran akan terus melimpah sehingga harga diperkirakan akan terus mengalami penurunan,"katanya.
Selanjutnya, harga berbagai jenis beras yang pada Februari berkisar antara Rp8.000 hingga Rp9.000 per kg saat ini berangsur menurun menjadi mulai Rp7.500 hingga Rp8.500 per kg dan harga telur ayam ras yang pada bulan lalu masih mencapai Rp17.000 per kg, saat ini menjadi Rp15.000 per kg.
Sementara itu, lanjut dia, menyusul melambungnya harga cabai rawit yang mencapai Rp45.000 per kg sejak sepekan yang lalu, menurut dia, memang akan memiliki pengaruh terhadap inflasi namun tidak terlalu signifikan dibandingkan apabila beras atau telur mengalami kenaikan.
"Konsumsi masyarakat akan cabai rawit di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga tidak terlalu besar, sehingga gejolak yang dihasilkan tidak terlalu besar,"katanya.
Sementara itu terkait kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) tahap dua yang telah dicanangkan pemerintah jatuh pada April 2013 sebesar 4,3 persen, menurut dia, juga diperkirakan belum terlalu signifikan mempengaruhi laju inflasi di DIY.
"Pengaruhnya tidak akan terlalu signifikan karena tergantung berapa persen penggunaan energi listrik di dalam struktur biaya produksi, tidak bisa dipukul rata,"katanya. (antarayogya.com)
Inflasi di DIY pada Maret diperkirakan menurun
Redaksi | Minggu, 24 Maret 2013 | dJogja info
Label:
nasional
0 Comments