Area perbukitan disekitar kompleks Ratu Boko dikenal sebagai kawasan yang memiliki banyak peninggalan candi. Candi yang indah dengan lokasi megah menjadikan Candi Ijo masih awam untuk dikunjungi. Saat mencapai puncak disekitar candi, Anda akan dimanjakan dengan pemandangan memukau kawasan Jogja bagian barat.
Sesekali, pesawat terbang yang landing maupun take off dari Bandar Udara Adi Sucipto terlihat dari Candi Ijo ini. Bukit tempat dimana candi ini berada, merupakan batas bagian timur bandara. Menurut buku "Sleman Wisata Seribu Candi", situs Candi Ijo merupakan lahan berteras yang dikelilingi oleh tebing.
Beberapa warga setempat yang memeluk Agama Hindu, biasanya sering berdoa ditempat ini. Bau harum dupa acapkali sampai dihidung Anda. Namun bila suasana sepi, seakan-akan candi ini hanyalah milik Anda. Secara detil, candi ini terdiri atas sebuah candi induk dengan tiga candi perwara (pendamping).
Bila Anda menilik kedalam candi induk, terdapat sebuah bilik dengan lingga-yoni. Sesuatu yang erat dan melambangkan bahwa Dewa Syiwa yang menyatu dengan Dewi Perwati. Bila Anda menilik lebih cermat lagi, dinding luar terdapat relung-relung yang fungsinya untuk menempatkan arca Agastya, Ganesha dan Durga.
Pembangunan Candi Ijo sendiri diperkirakan dimulai antara tahun 850-900 M pada masa kejayaan Rakai Pikatan dan Rakai Kayuwangi. Candi tersebut ditemukan oleh H.E. Dorrepaal pada tahun 1886. Pada tahun 1980 lalu, dikompleks candi tersebut ditemukan arca langka yang diperkirakan hanya satu-satunya di Indonesia.
Dua arca perwujudan Dewa Wisnu, yakni Arca Narasimha dan Arca Wisnu Triwikrama. Arca Wisnu Triwikrama ini merupakan perwujudan dewa Wisnu sebagai Brahmana kerdil yang menyelamatkan dunia dari Raksasa Bali. Memang, butuh perjuangan yang lumayann bila ingin berpetualang di Candi Ijo.
Kayuh sepeda MTB Anda menuju areal ini, keindahan telah menunggu Anda, jangan lupa, abadikan momen indah Anda dengan kamera yang wajib dibawa saat Anda pergi ketempat ini. (gudeg.net)