BANTUL - Marsudi Utomo (60) dan Suaminya Mbah Alip (60) sepasang suami istri ini tak menyangka, dua pohon pisang yang ditanam di depan warung kecil miliknya berbuah lebih dari satu tundun dalam satu pohon.
"Ketahuannya setelah tuntut (bakal buah pisang - Red) berubah menjadi pisang, kok ada dua tundun, satunya lagi malah tiga tundun," ujarnya saat ditemui Tribun Jogja di warungnya, Senin (8/10/2012).
Marsudi mengaku, lantaran unik, sudah ada yang menawar tunas yang tumbuh di sebelahnya untuk dibeli. " Ada yang mau beli tunasnya Rp 25 ribu, tapi saya ngga mau. Kalau tunasnya diambil sementara pisang belum masak, maka nanti hasilnya akan jelek," paparnya.
Sementara dua pohon pisang yang unik ini, masing-masing baru berumur dua bulan. "Untuk sampai masak di pohon kira-kira nanti umur empat bulan," jelasnya.
Rencananya ia akan menjualnya bila kelak ada yang berminat, untuk sementara ia biarkan tumbuh sambil menunggu masak secara alami, hanya saja harus ditopang agar beban buah tidak membuat pohon roboh.
Pohon pisang unik jenis Ambon ini, tepatnya terletak di Dusun Nggenen Tegallurung, Desa Gilangharjo, Pandak, Bantul. Menurut Marsudi, pohon ini hasil tunas yang kedua, sedangkan tunas pertama saat berbuah tidak menunjukkan keanehan. "Tunas pertama berbuah seperti biasa, sama dengan pisang lain," ungkapnya.
Beberapa warga sekitar yang mengetahui berita ini, segera berkerumun untuk menyaksikan keanehan pohon pisang yang terkenal sebagai makanan monyet ini.
Salah satunya adalah Indrasih (27) warga Bambanglipuro ini tertarik ingin menyaksikan uniknya pohon pisang ini. "Dengar dari teman, terus penasaran akhirnya ketemu juga disini, unik saja, jarang ada pohon pisang berbuah banyak," ungkapnya usai menyaksikan sendiri pohon tersebut, Senin (8/10/2012).(Jogja.tribunnews.com)