Di kios yang berada di sudut lampu merah Jalan Kolombo Depok Sleman, Yogyakarta itu beberapa kali konsumen datang silih berganti. Beberapa mahasiswa harus menunggu sebentar, saat Tini masih melayani konsumen yang datang lebih dulu. Maklum saja, sejak konsumen jasanya makin berkurang ia mengerjakan semuanya sendiri. Mulai dari pelayanan order sampai mengetik. "Memang cukup banyak lembarannya, tapi ketikan tugas dari mahasiswa ini tidak mesti ada. Paling ramai setahun sekali. Itupun karena dosennya menghendaki ketik manual," urai Tini membuka perbincangan dengan KRNewsroom sembari mengetik belum lama ini.
Jemari Tini lincah memainkan mesin ketik (Foto: Tri Darmiyati/krjogja.com) |
Tini menjelaskan dulu pesanan ketik manual sangat ramai. Bahkan, sempat mempekerjakan beberapa karyawan. Namun, seiring perkembangan personal computerdengan mesin cetaknya (printer) sejak tahun 1996 pelanggan mulai berkurang apalagi jasa pengetikan melalui komputer rental computersemakin menjamur. Bahkan, dari segi tarif rental komputer lebih murah Rp 2000 per jam. Sampai saat ini pesanan jasa ketiknya berupa faktur pajak, kwitansi, tugas kuliah mahasiswa yang dosennya tidak memperbolehkan ketik komputer, formulir surat pengajuan sertifikat tanah. Selain itu juga surat lamaran, dokumen lain yang mengharuskan adanya ketikan kertas ganda dengan kertas karbon. Jika tidak ada order tugas mahasiswa dalam sehari ia hanya menerima sekitar 6 konsumen.
Setiap lembarnya ia memasang harga antara Rp 2.500 sampai Rp 4.000. "Resiko sepi itu pasti. Tapi gimana ya saya melihat kemampuan dan terlanjur cinta dengan kerjaan ini. Beberapa orang juga masih membutuhkannya," papar ibu dua anak.
Tini membuka kiosnya dari pukul 08.00- 17.00 wib. Terkadang warga Ngincep, Rt 4, Triwidadi, Pajangan, Bantul ini buka sampai malam, karena menunggu mahasiswa konsumennya. Mesin ketik yang dipakainya beragam. Ada Olliveti dan Royal dan merek lain yang berasal dari Jerman, Denmark dan Jepang. Kadang-kadang mesin ketik bekas yang dipakainya disukai pembeli dan ia jual. Selain jasa ketik ia juga menerima service mesin. Kekonsitennya menjadi juru ketik manual juga menginspirasi mahasiswa membuatnya film dokumenter sebagai tugas akhir.
"Katanya filmnya dapat nilai yang terbaik. Ini yang cukup membanggakan. Sejak saya masih lajang sampai saya punya dua anak, saya bisa hidup dari mesin ketik ini," urainya.
Dimas salah satu konsumennya, mengaku keberadaan jasa ketik manual sangat membantu. Karyawan konsultas kontraktor itu mengandalkan Tini untuk mengetikan kwitansi."Tidak boleh ditulis tangan. Sementara di komputer juga nggak ada formatnya untuk ngetik pake karbon ini," imbuhnya yang sudah beberapa kali menggunakan jasa ketik milik Tini.
Hal senada juga dikatakan, Rendy mahasiswa Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta karena khusus untuk laporan tugas harus diketik secara manual untuk mencegah plagiarisme. (KR Newsroom/Tri/Tom/krjogja.com)