Salah satu konsep visual rancangan arsitektur Bandara Internasional Kulonprogo |
Sri Sultan HB X tegas-tegas menyebut jika harga tanah di wilayah Kulonprogo mahal, besar kemungkinan akan dipindahkan ke lokasi lain. Wilayah Sanden, Bantul, termasuk alternatif lokasi yang pernah disurvei.
Begitu sebaliknya jika di Sanden lebih mahal ketimbang lokasi lain, juga tidak akan dipilih. Meski demikian, lokasi di Desa Palihan, Temon, Kulonprogo masih menempati peringkat pertama hasil prastudi kelayakan oleh rekanan Pemprov dan Departemen Perhubungan.
Karena itu Gubernur DIY berpesan agar para Kepala Daerah bekerja keras mengkondisikan daerah masing-masing supaya harga tanah tidak tinggi. Warga hasru diberi pengertian kehadiran bandara baru itu juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Permintaan itu ditekankan Gubernur DIY agar proses pembangunan bandara internasional baru Yogyakarta itu tidak terhambat. Pemprov DIY dan Departemen Perhubungan menargetkan akhir 2012 ini lokasi akhir telah ditetapkan, dan tahun berikutnya bisa dimulai pekerjaan fisiknya.
Pernyataan Sri Sultan HB X ini terasa pas di tengah laporan-laporan yang kita terima dari Kulonprogo maupun Bantul terkait gerak cepat spekulan tanah. Meski belum ada transaksi signifikan di Palihan maupun Sanden, kehadiran mereka sangat terasa. (*)
Penulis : Hary Susmayanti || Editor : Hanan Wiyoko || jogja.tribunnews.com