WATES (KRjogja.com) - Wates Raptor Indonesia (RAIN) bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta akan melepaskan seekor elang Ular Bido (*Spilornis cheela*) di kawasan Suaka Margasatwa Sermo, Kabupaten Kulonprogo pada Sabtu (31/3) esok. Elang Ular Bido yang berasal dari PPS Gadog tersebut 2 tahun terakhir direhabilitasi di Suaka Elang, Bogor, Jawa Barat, sebelum akhirnya dititipkan ke Taman Satwa Yogyakarta yang berada di bawah YKAY.
Lokasi yang dipilih untuk pelepasan adalah kawasan Suaka Margasatwa Sermo, petak 21 Dusun Klepu, Desa Hargowilis, Kokap. Menurut rencana, pelepasan akan dilakukan oleh Ketua Dewan Pembina YKAY Gusti Kanjeng Ratu Pembayun dan Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo.
Direktur Raptor Indonesia, Zaini Rahman menjelaskan bahwa pemilihan lokasi pelepasliaran elang Ular Bido di kawasan Sermo karena kondisi alamnya sesuai dengan habitat hidup elang jenis ini.
“Kawasan Suaka Margasatwa Sermo merupakan hutan lindung, dari sisi keamanan elang akan lebih terjamin, selain itu kawasan ini sesuai dengan habitat hidup elang Ular Bido. Ketersediaan pakan alaminya juga banyak, yaitu kadal dan ular”, kata Zaini.
Sebelum dilepasliarkan, Elang Ular Bido ini telah berada di kandang habituasi sejak 10 Maret 2012. Selama dalam kandang habituasi, elang terus diamati dan dinilai oleh Tim Gabungan dari RAIN dan YKAY untuk dianalisis kelayakan dilepasliarkan ke alam.
Dokter hewan Taman Satwa Yogyakarta Dian Tresno Wikanti menjelaskan bahwa kandang habituasi yang dibuat adalah untuk adaptasi elang di calon tempat hidupnya yang baru.
Lokasi yang dipilih untuk pelepasan adalah kawasan Suaka Margasatwa Sermo, petak 21 Dusun Klepu, Desa Hargowilis, Kokap. Menurut rencana, pelepasan akan dilakukan oleh Ketua Dewan Pembina YKAY Gusti Kanjeng Ratu Pembayun dan Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo.
Direktur Raptor Indonesia, Zaini Rahman menjelaskan bahwa pemilihan lokasi pelepasliaran elang Ular Bido di kawasan Sermo karena kondisi alamnya sesuai dengan habitat hidup elang jenis ini.
“Kawasan Suaka Margasatwa Sermo merupakan hutan lindung, dari sisi keamanan elang akan lebih terjamin, selain itu kawasan ini sesuai dengan habitat hidup elang Ular Bido. Ketersediaan pakan alaminya juga banyak, yaitu kadal dan ular”, kata Zaini.
Sebelum dilepasliarkan, Elang Ular Bido ini telah berada di kandang habituasi sejak 10 Maret 2012. Selama dalam kandang habituasi, elang terus diamati dan dinilai oleh Tim Gabungan dari RAIN dan YKAY untuk dianalisis kelayakan dilepasliarkan ke alam.
Dokter hewan Taman Satwa Yogyakarta Dian Tresno Wikanti menjelaskan bahwa kandang habituasi yang dibuat adalah untuk adaptasi elang di calon tempat hidupnya yang baru.
“Elang Ular Bido bernama Cheela ini sudah sekitar 3 minggu berada di kandang habituasi. Sebenarnya lama proses habituasi ini sangat tergantung pada kondisi perilaku elang. Ini penting untuk memastikan kelayakan elang yang sedang dihabituasi. Kami juga melakukan pengamatan perilaku secara mendetail dengan sistem timescan setiap lima menit untuk melihat proses pendekatan perilaku elang secara alami di alam. Penilaian juga dilakukan dengan sejumlah parameter. Seperti perilaku terbang, bertengger, kemudian juga bagaimana si elang ini kemampuan dan kualitas berburunya”, jelas Dian.
Selain pelepasan elang, juga akan dilakukan penyerahan buku “Garuda, Mitos dan Faktanya di Indonesia” oleh Ketua Dewan Pembina YKAY GKR Pembayun kepada beberapa sekolah yang berada di dekat kawasan Suaka Margasatwa Sermo. Buku tentang elang ini yang merupakan karya Zaini Rahman dari RAIN diharapkan dapat menambah wawasan dan kesadaran generasi muda terhadap kelestarian alam beserta satwanya. Karena sebenarnya masalah konservasi ini bukan hanya tanggungjawab pemerintah dan lembaga konservasi saja, namun tanggungjawab semua.
Selain pelepasan elang, juga akan dilakukan penyerahan buku “Garuda, Mitos dan Faktanya di Indonesia” oleh Ketua Dewan Pembina YKAY GKR Pembayun kepada beberapa sekolah yang berada di dekat kawasan Suaka Margasatwa Sermo. Buku tentang elang ini yang merupakan karya Zaini Rahman dari RAIN diharapkan dapat menambah wawasan dan kesadaran generasi muda terhadap kelestarian alam beserta satwanya. Karena sebenarnya masalah konservasi ini bukan hanya tanggungjawab pemerintah dan lembaga konservasi saja, namun tanggungjawab semua.