Berita Terbaru :
Home » , » Gali Makam Mayat Meninggal Selasa Kliwon untuk Ritual Gaib

Gali Makam Mayat Meninggal Selasa Kliwon untuk Ritual Gaib

Redaksi | Jumat, 14 Juni 2013 | dJogja info

Warga Dukuh Tibayan, Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom digegerkan dengan adanya percobaan pembongkaran makam mayat yang meninggal pada Selasa Kliwon 21 Mei lalu. Makam almarhum Siti Romdhoni, warga Dukuh Tibayan, Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom terlihat ada berlubang di sisi bagian kepala jasad. Hal tersebut diketahui warga setempat.

“Ada warga yang datang ke sini untuk mencari rumput di makan desa ini. Namun, dia melihat makam almarhum ada bekas galian. Almarhum memang meninggal pada Selasa Kliwon. Lubangnya tepat di bagian atas kepala tempat almarhumah Ny Siti dimakamkan,” tutur Suwito (60), warga setempat kepada Tribunjogja.com di Klaten, Jumat (14/6/2013).

Percobaan pembongkaran tersebut diketahui pertama kali oleh Jemani (47) warga setempat, sekitar pukul 14.00 WIB, Kamis (13/6/2013). Saksi saat itu sedang mencari rumput, dan kemudian melihat ada lobang di salah satu makam di pemakaman desa tersebut.

Setelah didekati, ternyata lubang itu berada tepat di bagian atas makam Siti Romdhoni. Kemudian saksi bergegas untuk melaporkan kepada warga sekitar. Hal itu akhirnya dikabarkan kepada pihak keluarga, dan akhirnya, keesokan harinya warga dan pihak keluarga menutup lubang tersebut.

Meski ada bekas pembongkaran, pelaku tidak berhasil mendapatkan keinginannya. Pasalnya, jasad Ny Suwito yang meninggal hari Selasa Kliwon dimakamkan ditutup dengan cor semen di bagian dalamnya, sebelum ditimbun dengan tanah.

“Di kalangan masyarakat Jawa, ada ritual gaib yang menggunakan bagian tubuh korban yang meninggal pada Selasa Kliwon," tambah Suwito.

Hal yang sama dituturkan Ratman (37), warga Desa Cawan, Kecamatan Jatinom, yang rumahnya dekat dengan area pemakaman tersebut. Dia sempat mendatangi lokasi dan mendekat pada makam yang dibongkar tersebut.

“Kedalaman lobangnya mencapai 1,5 meter. Bekas pembongkarannya sepertinya hanya digali menggunakan tangan. Kabarnya ritualnya harus seperti itu,” tuturnya. (TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN)
Share this post :
Comments
0 Comments

Posting Komentar