Di dusun Candisari, kelurahan Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, terdapat sebuah candi unik, tempat pemujaan Dewi Sri. Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-9 dan ke-10 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno, dan juga merupakan tempat pemujaan Dewa Vishnu.
Candi Barong memperoleh namanya dari keberadaan hiasan kala dan naga mirip seperti barong pada pintu masuknya. Di candi Hindu yang berada tidak jauh dari Candi Ratu Boko ini ditemukan arca yang diidentifikasikan sebagai Dewi Sri, dan hiasan kerang bersayap (sankha) yang merupakan salah satu simbol (laksana) dewa Vishnu. Bagian puncak bangunan (kemuncak) candi ini berbentuk permata (ratna). Bangunan candi ini diperkirakan berfungsi untuk kegiatan pemujaan yang berhubungan dengan permohonan kesuburan tanah.
Halaman candi Barong terbagi atas tiga bagian tanah berundak, yang makin meninggi. Teras ketiga, paling atas, merupakan halaman yang paling suci. Pada teras tersebut terdapat dua bangunan candi yang mempunyai bentuk dan ukuran hampir sama. Candi pertama berukuran 8,20 m x 8,20 m dengan tinggi 9,25 m, sedang candi kedua berukuran 8,25 m x 8,25 m dengan tinggi 9,25 m.
Perbedaan antara kedua candi terletak pada ragam hias dan arcanya. Candi pertama diduga dibangun untuk pemujaan Vishnu, sedangkan candi kedua untuk Dewi Sri. Di halaman teras kedua terdapat struktur bangunan berukuran 12,30 m x 7,80 m dan beberapa batu berbentuk segi delapan. Diduga struktur tersebut merupakan pondasi bangunan pendapa dengan atap dari kayu.
Bila pengunjung sudah mencapai atas candi, terlihat panorama luas bukit hijau yang membentang yang sangat indah. Dari dari bukit ini pengunjung juga dapat melihat keberadaan Candi Banyunibo, candi Buddhis yang berada tak jauh dari tempat ini.(Den/berbagai sumber)